Jakarta, Radarbuana.com – Untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul harus dipersiapkan sejak usia dini. Oleh karenanya diperlukan metode pembelajaran yang tepat agar pengetahuan, kemampuan dan keterampilan bisa dikuasai dengan baik.
Rhenald Kasali, Founder Rumah Perubahan yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, memiliki kekhawatiran terkait metode pendidikan di Indonesia yang semakin tertinggal. Menurut Rhenald, pendidikan menjadi poin penting yang terus berkembang. Sehingga anak akan mengalami kesulitan untuk memahami segala sesuatunya jika sistem dan metodenya tak sesuai.
Kekhawatiran ini membuat Rhenald menulis buku berjudul “Sentra Inspiring School: Membangun Kecerdasan Anak Sejak Usia Dini Demi Masa Depan Cemerlang”. Melalui buku tersebut, Rhenald mengajak agar para pendidik bisa mengubah metode pendidikan, dari metode konvensional menjadi Metode Sentra yang menggunakan konsep pendidikan non-direct teaching. Sehingga proses belajar anak dilakukan melalui aktivitas bermain yang dirancang untuk menstimulasi perkembangan otak anak.
Menurut Rhenald, selama ini metode pendidikan konvensional yang kerap mengabaikan proses belajar yang menyenangkan. Karena selama ini metode tersebut digunakan hanya menitikberatkan sang anak harus bisa membaca, menulis dan berhitung (calustung). Padahal dunia anak adalah dunia bermain.
“Hanya fokus pada calistung membuat pembentukan watak anak terabaikan. Tidak dibangun dari dasar. Padahal, hal ini sangat menentukan sikap mereka ketika dewasa”, papar Rhenald pada peluncuran buku di FX Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (13/12).
Dalam metode Sentra, Rhenald menawarkan konsep pendidikan anak dengan suasana yang menyenangkan. Sehingga, anak bisa belajar dengan optimal.
“Kami merasa inilah metode yang tepat untuk mendidik anak. Sebab, pendidikan seharusnya menyenangkan, bukan membuat anak stres dan terbebani”, ungkap Rhenald.
Dalam Metode Sentra, proses belajar mengajar disesuaikan dengan tahap perkembangan setiap anak. Tujuannya, agar anak dapat mengembangkan semua titik kecerdasan (multiple intelligence) dan keterampilan hidup anak (essential life skills).
Apa lagi menurut Rhenald anak usia 0-2 tahun adalah masa krusial pada anak. Pada tahap ini banyak orangtua belum bisa memahami bahwa sang anak perlu diberi kesempatan untuk bereksplorasi, sehingga siap untuk belajar lebih maju. Bahkan anak juga harus diberi kesempatan untuk memecahkan masalahnya. Kepekaan ini perlu dilatih sesuai dengan tahapan usianya sehingga bisa terus bergerak, adaptif, dan fleksibel.
Jika sang anak diharapkan bisa tumbuh cerdas dan cemerlang di masa depan, orangtua perlu dan harus mempersiapkan sang dengan baik melalui metode belajar yang menyenangkan. Sehingga anak merasa tidak dibebani dengan masa pendidikannya. Yakni dengan memberikan stimulasi sedini mungkin. He
