DaerahKesehatan

Peduli Dengan Nasib Riska, Relawan Padamu Negeri Menghimbau Agar Presiden dan Pemda Serta BUMN Beri Bantuan

×

Peduli Dengan Nasib Riska, Relawan Padamu Negeri Menghimbau Agar Presiden dan Pemda Serta BUMN Beri Bantuan

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Radarbuana.com – Viral di media sosial, yang dilaporkan Hendrawan Kariman (Kamparkiri), tentang nasib seorang siswi, karena tak ada biaya, Pemain Voli Andalan Sekolah, Riska Ramadila terancam Amputasi.

Relawan Padamu Negeri (RPN) yang peduli dengan berita tersebut merasa prihatin. Untuk itu Relawan Padamu Negeri menghimbau agar Presiden dan Pemerintah Daerah serta BUMN Mengulurkan Bantuan.
Dipaparkan Hendrawan, kemiskinan tidak hanya menyamarkan masa depan generasi penerus bangsa. Tapi juga mengancam kehidupan. Hal perih ini pula yang kini dirasakan Riska siswi SMAN Kamparkiri. Ketiadaan biaya berobat membuat siswi berbakat di bidang olahraga ini hanya bisa terbaring lemah.

Seperti yang viral disebut netizen media sosial, Riska Ramadila (17) juga terkenal di antara teman-temannya sebagai pemain bolavoli andalan sekolah. Riska yang kini duduk di kelas 3 SMA, hampir tidak pernah absen dalam olahraga ini. Bahkan, diduga, dimulai dari olahraga ini pula kakinya sampai terkena tumor ganas.

Tumor itu membuat dirinya hanya bisa terbaring lemah di rumah kayu sangat sederhana di RT 03, RW 03 Kayu Mas, Kelurahan Lipatkain, Kecamatan Kamparkiri Riau
Rumahnya yang tergolong berada di tengah kelurahan, berjarak hanya sekitar 2 menit dari kantor lurah, tapi nasibnya tidak bisa dibawa ke tengah. Kehidupan ekonomi keluarganya malah masuk kategori orang pinggiran.

Karena ekonomi pulalah, bengkak yang awalnya dialami Riska usai terjatuh ketika main bolavoli di sekolah pada Juli 2019 lalu, hanya diobati lewat urut tradisional. Memang, terlalu mahal buat anak pasangan Herianto dan Muzarniati ini mendatangi dokter atau ke klinik kalau hanya karena bengkak kecil di kaki.

Perkiraan hanya bengkak kecil ini salah. Kaki kanan Riska terus membengkak, bahkan kini sudah hampir menyamai besar ukuran kepalanya. Dua bulan setelah insiden jatuh di lapangan voli itu, atau pada September 2019, Riska tidak lagi bisa banyak bergerak. Dirinya hanya bisa terbaring lemah.

Bukan tidak mencoba ke rumah sakit. Mengandalkan BPJS Kesehatan lewat Kartu Indonesia Sehat, Riska sudah dibawa ke puskesmas. Lalu dirujuk ke salah satu rumah sakit di Pekanbaru. Namun apa daya. Memang biaya itu yang tidak ada. Informasi terakhir dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Riska harus dirujuk ke Jakarta karena keterbatasan alat di rumah sakit tersebut.

“Mendengar Jakarta itu saja orangtuanya, yang namanya orang susah, langsung pusinglah. Untuk biaya mereka bolak-balik ke Pekanbaru saja susah. Apalagi sampai ke Jakarta. Maka lewat ikatan alumni ini kami coba mencarikan bantuan untuk Riska,” terang Ahmad Syukur, Ketua Alumni SMAN 1 Kamparkiri, Ahad (26/1).

Albert Soekanta Ketua Umum Relawan Padamu Negeri menghimbau kepada Presiden melalu kementerian Kesehatan dan BUMN dan pemerintah Daerah agar segera turun tangan membantu saudara/anak kita Riska yg membutuhkan perhatian dan bantuan dari aparat terkait.

Berita ini akan kita kirim ke istana dan kementerian kesehatan,BUMN dan pemerintah daerah.

“Semoga saudara/anak kita riska dapat mendapat bantuan,” ucap Albert Soekanta kepada media ini. Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *