Majalengka, Radarbuana.com – Masih ada saja orang yang percaya dengan adanya kasus penipuan di tahun 2020. Padahal sudah ratusan contoh yang menjadi korban penipuan seperti ini. Dan padahal semua kasus yang pernah terjadi itu langsung di distribusikan lewat media cetak, media elektronik bahkan ke dunia maya. Namun, memang faktanya masih ada saja korban penipuan seperti ini.
Seperti yang di alami Dodi (45) asal Desa Panyingkiran ini, dia mendapat telepon kalau diantara salah satu keluarganya ada yang kena kasus narkoba. Bagaikan terhipnotis dia langsung panik dan setuju saja arahan si penelepon.
Bahkan ketika si penelepon (sipenipu) minta ditransfer kan sejumlah uang, langsung Dodi pergi ke ATM dengan tergesah-gesah tanpa menanyakan dulu kepada keluarga yang lain yang berada di rumah.
Ironisnya, bukan hanya sekali itu saja Dodi mentransfer uang. Ia sampai mentransfer hingga tiga kali transaksi, adapun uang yang di transferkan, yaitu transfer pertama sebesar Rp. 1.000.000, transfer kedua Rp. 3.000.000. Dan transfer ketiga Rp. 6.000.000.
Dalam waktu kurang satu hari si penipu sudah meraup uang sebesar Rp. 10.000.000. Itupun kalau saja tidak ada batasan di ATM, mungkin akan lebih besar lagi, karena ATM hanya bisa transfer dalam satu hari maksimal Rp.10.000.000.
Kasus ini tengah di laporkan ke Polsek Panyingkiran, Kabupaten Majalengka pada Kamis (07/04/2020).
Dodi mengatakan, bahwa dirinya telah menyesal dengan kejadian tersebut. Karena menyikapinya terlalu panik dan tergesah-gesah. “Saya sangat menyesal dengan kejadian ini, padahal kalau saja saya tidak panik dan tenang menyikapi telepon ini, mungkin masalah ini tidak akan terjadi. Dan saya tidak akan mengalami kerugian,” ungkap Dodi dengan rasa kesal sambil tertunduk lesu. Enju Juarsa
