Jakarta, Radarbuana.com– Banyak pedagang mengalami penurunan omzet 50% hingga 90% karena imbas dari pandemi virus corona (covid-19) Dengan adanya instruksi pemerintah untuk tidak beraktifitas diluar rumah tidak boleh orang berkumpul di satu tempat termasuk warung makan. Sehingga para pelanggan membelinya harus di bungkus atau dibawa pulang (take way). Berakibat pembeli pun berkurang.
Seperti pedagang Warung Bu Kami dari Jogjakarta, yang sudah 13 tahun berdagang di Lingkungan Pujasera Komplek DPR/MPR Senayan. Ia mengatakan bahwa semenjak diberlakukan pembatasan aktifitas (isolasi wilayah) oleh pemerintah membuat pendapatannya turun sampai 75%. Dan imbas diliburkannya para karyawan dan anggota dewan yang berada di lingkungan komplek DPR/MPR. Hanya beberapa staff dan sekurity lingkungan komplek DPR/MPR saja yang masih masuk.
Bu Mimi pun mengharapkan kepada lemerintah adanya kompensasi serta kemudahan untuk mendapatkan kucuran modal untuk usaha berdagang kembali serta segera normal kembali.
Demikin pula dengan yang dirasakan oleh pedagang gorengan yang juga pendapatannya menurun. Benar- benar sepi dan anjlok. Santuri (30) salah satunya, dia berdagang gorengan di area Kalibata City Jakarta Selatan mengeluh dengan hasil pendapatannya yang tidak maksimal akibat covid-19. Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk (stay at home) atau Work From Home (WFH), jelas berimbas kepada pedagang dan para pembeli yang biasanya ramai pendapatan hingga 100%. Namun saat ini anjlok sampai 75%. Biasanya katanya dari pukul 16.00 Wib sampai pukul 22.00 Wib sudah habis. Kini sampai pkl 01.00 Wib, belum habis, bahkan sisa.
Juga berharap agar pemerintah dapat memberikan kompensasi bagi para pedagang yang terkena dampak dari covid-19.
Hal senada diungkapkan pedagang Mie Ayam Bakso, Mul Wahyudi (56) yang sudah berdagang selama 35 tahun di area Kalibata City. Ia mengharapkan pemerintah bijak dalam memberikan kemudahan bagi para pedagang untuk tidak diusir sana sini. Bahwa semenjak adanya instruksi dari pemerintah melarang membatasi berjualan sejak diberlakukan PSBB untuk dirumah saja. Atau pembel dilarang berkerumun dan makan ditempat, jelas berdampak kepada usaha yang dijalaninya sebagai pedang mie bakso. Pendapat yang turun sampai 50%.
Otomatis roda kehidupan sementara ini akan stak tidak ada masukkan dan pendapatan selain berjualan mie bakso. Sementara harus menghidupi keluarga dengan kondisi serba sulit dan kekurangan, saat covid-19 melanda Indonesia, khususnya Jakarta,” ujarnya pada Kamis, (9/4/2020).
Dibilangan Pal Merah pemilik warung Jago, Aang (25) merasakan usahanya pun turun drastis, semenjak adanya wabah corona. Menurutnya penghasilan dia sangat tidak menentu hampir 90% usaha yang dijalaninya mengalami penururan omsetnya dari usaha dagangnya. Padahal ia baru 3 bulan ini membuka usaha dengan menjajakan indomie rebus, kopi, es teh manis dan lain lain.
“Belum menikmati keuntungan yang berarti langsung terkena imbasnya. Mau tidak mau taat dengan peraturan pemerintah untuk menutup warung nya saat PSBB diberlakukan,” ujarnya.
“Harapan dari jeritan rakyat kecil yang memulai sesuatu dari berdagang. Mengharapkan dari pemerintah pusat memberikan perhatian khusus, terutama mengenai modal usaha. Karena kini sudah benar-benar kewalahan dan habis habisan. agar tetap bertahan. Pemerintah dapat memberikan kemudahan modal usaha, agar dapat tetap berjualan demi kelangsungan hidup para pedagang seperti saya,” ungkapnya.
Tidak hanya pedagang, kesulitan pun dialami pekerja harian. Sebut saja Sidik, warga Palmerah, juga pelanggan warung jago. Ia mengatakan akibat virus corona ia dirumahkan sebagai driver tenaga kerja harian di salah satu PH (Productions House). Bahkan tidak adanya kebijakan dari pimpinan PH untuk memberikan subsidi atau kompensasi berupa sumbangan sembako.
Dia berharap kepada pemerintah agar memperhatikan masyarakat bawah seperti dirinya, dampak dari covid+19.
“Saya belum mendapatkan apapun bantuan dan dari mana pun. Apalagi saya punya anak 2 serta istri yang harus tetap hidup. Sampai berapa lama kitapun tidak tahu, berharap akan segera dapat bantuan kepada masyarakat bawah, agar tidak mati kelaparan, bukan mati karena virus dari covid-19,” ungkapnya. Dwland/Fam