Hukrim

Begal Truk Berdasarkan Pesanan Dan Sadis, Beda Dengan Bajing Loncat

×

Begal Truk Berdasarkan Pesanan Dan Sadis, Beda Dengan Bajing Loncat

Sebarkan artikel ini
ILustrasi truk.

Jakarta, Radarbuana.com –  Peristiwa Begal Truk kerp terjadi di beberapa daerah Indonesia. Pastinya membuat sang sopir was-was ketika membawa barang kiriman.

Para begal tak hanya merampas benda milik korban, pelaku juga sering  membawa sejata tajam tak sungkan untuk menghabisi nyawa korban.

“Kalau begal atau rampok itu biasanya bekerja atas dasar pesanan dari tukang tadah,”  ungkap Bambang Widjanarko, selaku Wakil Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan Yogyakarta (Jateng DIY) menceritakan cara begal dan bajing loncat beraksi, belum lama ini.

Biasanya mereka, kata Bambang, bekerja dengan perencanaan matang dan rapi. Bahkan mereka membentuk tim yang terdiri atas pengintai, yang bertugas untuk memata-matai dan mengamati Truk calon korban.

“Biasanya mereka melihat terlebih dahulu punya siapa truk tersebut, bermuatan apa, jurusan dari mana mau ke mana, siapa sopirnya dan kapan berangkatnya,” terangnya.

Sedangkan  ada kawanan perampok ini  ada yang bertugas menguntit truk calon korban dan berujung memepet truk korban.

“Tinggal eksekutor yang bertugas menyergap sopir truk korban dan yang merebut kemudi, mengikat dan membius korban dan membuangnya di jalan,” paparnya.

Sementara itu ada yang nemanya Bajing Loncat, modusnya berbeda dengan begal.  Kawanan bajing loncat biasanya menggunakan sepeda motor untuk mengambil barang dari dalam kendaraan yang sedang melaju.

Aksi kawanan bajing loncat itu tergolong nekat karena disaksikan sejumlah pengendara lain dibelakang.

Pelaku yang berhasil naik ke atas truk lalu membongkar terpal truk dan mengambil barang.

“Kalau bajing loncat itu cuma insidentil dan tiba-tiba saja action-nya, gak secara terstruktur dan pakai perencanaan rapi. Mereka umumnya bekerja bukan atas dasar pesanan,  tapi kalau dapat hasil baru dipikirkan akan dijual kemana dan bagaimana. Beberapa pelakunya juga anak-anak belum dewasa, bisa juga motivasinya atas dasar petualangan untuk gagah-gagahan,” jelasnya. IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *