Jakarta, Radarbuana.com – Kehebohan soal penemuan ramuan herbal obat untuk penyembuhan virus covid-19 di berbagai media online pada akhir bulan april lalu, mengundang reaksi dan komentar dari berbagai pihak,
Namun peredaran ramuan herbal yang ditemukan oleh salah satu Perwira tinggi TNI AL, seperti diberitakan oleh salah satu media online (27/4/2020 ) dengan Judul “Dr Suradi Ngaku Punya Ramuan Anti Corona, Siap Diproduksi Massal”.
“Mestinya Pemerintah mendukung penemuan ramuan herbal karya anak bangsa tersebut. Jangan seolah-olah menghambat dengan berbagai alasan yang tidak rasional,” ujar R. Agus Triyogo, selaku Ketua Umum Ormas Forpek Nusantara (Forum Pembela Kebenaran Nusantara), Minggu (3/5/2020), di Jl. Raya Condet No.4 Jakarta Timur.
Ia merasa kecewa, karena menduga ada berbagai pihak yang mencoba untuk menghambat penemuan ramuan herbal tersebut. Padahal jumlah Korban Pandemi Covid-19 di Indonesia sampai hari ini sudah mencapai ribuan di berbagai daerah.
Sementara itu, Suwitno Humas Forpek Nusantara mengutarakan hasil rapat masyarakat mupakat antara pimpinan dengan pengurus jajaran lainnya, bahwa sangat berharap sekali Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk turut serta mengambil langkah-langkah kongkrit.
“Bagaimana mungkin obat ini bisa berhenti di tengah jalan yang sudah beredar di masyarakat. Jadi hasil penemuan ramuan herbal ini jangan ada unsur kepentingan dari pihak manapun. Tetapi marilah kita fokus untuk menyelamatkan bangsa ini yang sedang dapat musibah yang sangat luar biasa dari wabah Covid-19 ini”, paparnya.
“Jadi kami sangat berharap sekali pada tindakan Bapak Presiden yang Pro pada Wong Cilik. Maka tunjukan kalau ada putra bangsa yang terbaik bisa menemukan obat herbal yang bermanfaat untuk umat, bermanfaat untuk lapisan masyarakat bawah yang harganya bisa terjangkau,” tambahnya.
Menurut Suwitno, obat herbal ini sudah dirasakan langsung oleh pimpinan kami sendiri. Kami juga merasakan setelah mengkonsumsi obat herbal tersebut sangat segar dan memang sudah teruji.
“Kami sangat mengharapkan kepada pemerintah untuk mengambil sikap yang berkaitan dengan hasil penemuan obat herbal ini, dikembangkan kepada masyarakat agar sesegera mungkin hengkang penyakit Covid-19 itu,” ujarnya
Suwitno juga menjelaskan hasil Aspirasi masyarakat bawah yang sangat membutuhkan jamu atau herbal tersebut bingung, kok obat ini tidak ada. “Saya mempelajari hal ini, dan menduga ada permainan bisnis apa, ada oknum pejabat yang mana, sehingga obat itu bisa berhenti tidak di pasarkan kembali. Padahal kami sangat membutuhkan obat tersebut, dengan harga yang sangat terjangkau bisa di beli oleh masyarakat bawah,” bebernya.
Kami memohon kepada Presiden RI Bapak Joko Widodo, lanjut Suwitno, segera melakukan tindakan dengan segala cara yang dianggap perlu yang terukur dan tepat sasaran agar bisa mengantisipasi penyebaran virus covid-19 secepat mungkin.
Kemudian berharap kepada instansi terkait untuk mendukung sepenuhnya penemuan ramuan herbal anti virus covid-19 tersebut. Karena sudah terbukti ampuh menyembuhkan serta mengobati dan telah menolong ratusan pasien yang terpapar positif virus Covid-19.
“Dan mengingat dampak dari virus tersebut bukan saja menelan korban jiwa, tapi juga menghambat perekonomian di Indonesia dalam jangka panjang yang berdampak langsung pada kelangsungan hidup rakyat Indonesia. Maka kami ingatkan secara tegas, siapapun yang menghambat penemuan ramuan herbal tersebut akan berhadapan dengan rakyat Indonesia,” imbuh R. Agus Triyoga.
Ia juga menegaskan, kami seluruh jajaran serta pengurus Forum Pembela Kebenaran Nusantara menghimbau kepada semua pihak, mari kita bersama-sama menyatukan sikap, tindakan, pikiran serta bergandengan tangan untuk mendukung kebijakan serta langkah-langkah yang di lakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dalam rangka melawan serta memerangi virus Covid-19 di Indonesia.
“Hal ini kami sampaikan atas dasar rasa keprihatinan kami yang mendalam, dengan semakin merebaknya virus covid-19 yang telah memakan korban jiwa dari para saudara-saudara kita di negeri tercinta ini, “ pungkasnya mengakhiri pernyataan sikapnya. Fam