Pangandaran, RadarBuana.com– Bantuan pemerintah bagi ekonomi lemah karena dampak Covid- 19 terus disalurkan dengan berbagai nama dan cara, lalu para pedagang yang di sebut Usaha Mikro Kecil dan Menegah ( UMKM) pun ikut menerima bantuan, namun banyak masyarakat yang menduga bahwa bantuan- bantuan tersebut tidak tepat sasaran.
Ada yang bertanya.”Bantuan Itu Sebenarnya Untuk Siapa” ? Bantuan yang berdampak Covid-19 yang bagaiman, bantuan UMKM yang bagaimana, salah satunya warga Desa Ciganjeng Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, ( Mutrimah ) dan ( Darsan ) contohnya, ia hanya mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT ) itu pun atas nama orang lain yang sudah meninggal, dan tidak pernah menerima bantuan lain dari pemerintah, sedangkan ia termasuk orang yang ber ekonomi lemah, lalu bantuan UMKM dia hanya menjadi penonton melihat orang di sekelilingnya ber sukaria menerima bantuan tersebut, padahal Mutrimah dan Darsan sama- sama warga Negara Indonesia yang berdomisili di wilayah Kabupaten Pangandaran dan menurut kasat mata pantas menerima bantuan yang kini sedang di salurkan oleh pemerintah.
Ketika berbincang dengan radarbuana.com bahwa Darsan seorang pembuat tempe dan lama mengolah kacang kedelai menjadi tempe, bahkan di anggap sudah puluhan tahun, dan beberapa tahun kebelakang ilmu cara membuat tempe di turunkan ke anaknya yang bernama Mutrimah dan kini Darsan dan Mutrimah sama- sama pengrajin tempe walaupun tinggal satu rumah namun berbeda nama Kepala Keluarga ( KK ).
” Saya dan Orang tua hanya mendapatkan BPNT, sedangkan bantuan lainnya kami tidak menerima, padahal yang menerima bantuan berpenghasilan ekonominya di atas kami, bahkan yang tadinya tidak punya usaha apa- apa ketika menerima bantuan UMKM mendadak punya usaha, jadi kami berfikir, salah apa kami kepada pemerintah ? ,” keluhnya.
Air matanya mengalir ketika bercerita tentang kehidupannya kepada radarbuana.com, kemana lagi ia harus mengeluh, ia sudah menanyakan sebagaimana yang di informasikan warga terdekatnya, namun hanya bisa menemui Kepala Unit BRI dan Kepala Desa Ciganjeng karena terbentur pengalaman.
” Karena kami merasa orang yang awam terhadap aturan dan cara tersebut, ada informasi katanya harus menanyakan ke BRI dan saya laksanakan, lalu ke Kantor Desa dan ketemu dengan Kepala Desa itu juga sudah saya laksanakan, tapi yang saya dapat hanya angan- angan yang sampai sekarang tidak ada hasilnya,” jelasnya sambil mengusap air mata.
Bukan hanya Mutrimah dan Darsan, seorang warga Desa Sukamaju Kecamatan Mangunjaya ( Yuli ) pun mengeluh sama, suami yuli kesehariannya bekerja sebagai tukang potong rambut merasa tidak ada perhatian dari pemerintah,ia mengatakan belum pernah menerima bantuan yang sekarang sedang gencar di berikan pemerintah.
” Saya belum menerima bantuan apapun selama ini, sedangkan orang yang berpenghasilan jauh di atas suami saya menikmati beberapa bantuan dari pemerintah. Saya ingin menyampaikan kepada pemerintah,” Kenapa orang yang matanya bercahaya mendapat bantuan, sedangkan orang seperti saya tempat tinggal pun ngontrak tidak di perhatikan” apakah karena saya tidak pernah memberi apa- apa kepada mereka ?,” katanya lirih hampir tidak terdengar.
Selain Mutrimah, Darsan dan Yuli, masih ada warga Desa Mangunjaya Kecamatan Mangunjaya ( Uyoh ) ia seorang janda yang ber usia tua, kesehariannya berjualan jajanan dan minuman anak- anak, ketika radarbuana.com berkunjung ke rumahnya.
Uyoh mengatakan sama dengan mereka yang ditulis di atas ia belum pernah menerima bantuan sama sekali, sangat ironis banyaknya bantuan dari pemerintah dari berbagai sumber Uyoh dengan keadaan seperti itu belum ada perhatian dari pemerintah.
“Saya belum pernah menerima bantuan yang sekarang katanya banyak bantuan di berikan oleh pemerintah,” jelasnya sambil mengambil kain pel untuk membersihkan air di depan tempat ia duduk bersama radarbuana.com yang jatuh dari atas genteng rumahnya, kebetulan ketika radarbuana.com berkunjung keadaan hujan deras.
Sesuai informasi yang dihimpun radarbuana.com selain yang tertulis namanya di atas, masih ada nama- nama lainnya yang sama seperti merka, dengan tulisan ini,apakah pemerintah terkait akan terketuk hatinya ? dan mereka berharap Dinas Sosial, Dinas Perindagkop dan pemerintah terkait turun tangan jangan hanya menerima data ajuan yang diduga tidak sesuai fakta dilapangan. Edy