CirebonPendidikan

Begini SMAN 8 Cirebon Buat Siswa/i Lebih Percaya Diri, Gelar Pelatihan THE POWER OF SOFTSKILL

×

Begini SMAN 8 Cirebon Buat Siswa/i Lebih Percaya Diri, Gelar Pelatihan THE POWER OF SOFTSKILL

Sebarkan artikel ini
Coach Stefvy Pattikawa, saat menjadi narasumber dalam acara THE POWER OF SOFTSKILL 85 % Keberhasilan Kerja didukung oleh Sofyskill di aula SMAN 8 Cirebon, Kamis (05/09/2024) lalu.( foto: dok.radarbuana.com/Rio)

RadarBuana | Kota Cirebon – Para Siswa/i didik tingkat SMA harus dilatih keterampilan diri yang harus dimiliki atau soft skill agar bisa mencapai kesuksesan dalam bekerja. Soft skill di antaranya, kemampuan dalam berkomunikasi, kejujuran, integritas, mengatasi konflik, menemukan potensi diri, berpikir kritis, dan sejenisnya.

Hal ini disampaikan Coach Stefvy Pattikawa, saat menjadi narasumber dalam acara THE POWER OF SOFTSKILL 85 % Keberhasilan Kerja didukung oleh Sofyskill di aula SMAN 8 Cirebon, Kamis (05/09/2024) lalu.

Saat bertemu dengan Radarbuana Coach Stefvy Pattikawa menyampaikan,”Opening mind set bagaimana persiapan menghadapi kuliah, 87,2 persen mahasiswa Indonesia salah jurusan hampir 90 persen mereka kuliah tidak sesuai jurusan yang dimintai. Kuliahnya di apa kerjanya di apa ?.. Oh saya teknik mesin kerja di peternakan, banyak orang-orang yang bekerja dibidangnya tidak berdasarkan akademisinya. Nah itu jadinya negara kita mapingnya tidak bagus, sekolah itu selain belajar … Ada eskul nah itu potensinya diasah disitu,” ujarnya.

Menurut Coach Stefvy, soft skill harus diasah dan dilatih agar anak mampu mengatur kehidupannya sebaik mungkin, sehingga bisa mencapai kesuksesan dalam hidup. Karena sukses bisa diraih ketika orang tersebut memiliki soft skill yakni mampu berkomunikasi dengan baik, membawa diri, menemukan potensi diri, percaya diri, mampu mengatasi konflik dan sejenisnya.

Mengasah soft skill bukan sepenuhnya menjadi tanggungjawab guru, lanjut Stefvy. Tetapi lebih menjadi tanggung jawab para orang tua. Namun karena keterbatasan sumber daya manusia para orang tua, menyebabkan anak tumbuh dalam pola asuh yang kurang parenting yakni tidak mendapatkan bimbingan yang tepat sehingga soft skill tidak terasah dengan baik.

Pola asuh parenting ini ada hubungannya dengan tingkat pendidikan orang tua ataupun orang tua yang sibuk sehingga potensi anak tidak muncul. Contoh. Ketika orang tua berbicara dengan seseorang tiba-tiba anaknya menyela, dan orang tua membentak agar anak tersebut tidak menyela pembicaraan orang tua. Hal itu bisa membunuh potensi anak.

“Yang harus dilakukan orang tua ketika anaknya menyela pembicaraan adalah memberi anak pemahaman dengan kalimat yang halus bahwa kita sedang mengobrol,” ungkap Stefvy.

Coach Stefvy juga tidak memungkiri bahwa pola mendidik para guru saat ini masih jauh dari ideal. Itu karena tugas guru sangat banyak sehingga cara mengasah dan melatih soft skill harus melibatkan para orang tua yang punya peran penting untuk kesuksesan buah hatinya.

“Memang pengetahuan soft skill ini akan kita sosialisasikan kepada para orang tua siswa untuk bekal mereka. Jadi, nantinya kami akan libatkan orang tua dalam sosialisasi soft skill,” ungkapnya.

Coach & trainer bersetifikat International trainer ini berpesan kepada para orang tua, agar menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Memperbaiki komunikasi apabila ada yang harus diperbaiki agar tidak salah asuh. Orang tua juga harus sadar diri bahwa mereka tidak sepenuhnya benar.

“Biasakan juga meminta maaf dan berterima kasih kepada anak untuk mengajarkan mereka bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Ini penting namun jarang dilakukan oleh orang tua,” ungkap Stefvy yang juga seorang penyiar Radio di Jakarta.

Kepala SMAN 8, Dra. Hj. Lina Herlina,S,M.Pd.foto.dok.radarbuana.com/rio/)

Sementara Kepala SMAN 8, Dra. Hj. Lina Herlina,S,M.Pd mengapresiasi kegiatan ini dan bangga mendapat kesempatan dipercaya didatangi seorang Coach & Trainer International untuk menunjukkan potensi anak, sehingga anak bisa lebih terarah. Misal, anak yang suka seni diikutkan lomba, ataupun jenis hobi lainnya.

“Karena sebenarnya potensi anak bisa dilihat sejak usia dini. Dan kita bisa mempersiapkan mereka lebih awal untuk meraih kesuksesan,” pungkasnya.

(Rio)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *