Jawa Barat

Pj Wali Kota: Kolaborasi Antara Pemda, Legislatif, dan Swasta Diperlukan Dorong Percepatan Pembangunan

×

Pj Wali Kota: Kolaborasi Antara Pemda, Legislatif, dan Swasta Diperlukan Dorong Percepatan Pembangunan

Sebarkan artikel ini
Pj Wali Kota Cirebon, Dr (c) Drs H Agus Mulyadi MSi hadir dalam acara silaturahmi tokoh Jawa Barat yang digelar di Hutan Kota by Pelataran, Jakarta Pusat, Selasa (21/01/2025) malam.(foto.dok: istimewa)

RadarBuana | Jakarta – Pj Wali Kota Cirebon, Dr (c) Drs H Agus Mulyadi MSi hadir dalam acara silaturahmi tokoh Jawa Barat yang digelar di Hutan Kota by Pelataran, Jakarta Pusat, Selasa (21/01/2025) malam.

Mengusung tema “Kolaborasi Pembangunan di Jawa Barat Menuju Indonesia Emas Tahun 2045,” acara ini menjadi ajang strategis untuk mempererat sinergi demi pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat, tokoh masyarakat, serta Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi.

Momentum ini menjadi ajang untuk saling bertukar pikiran, mempererat tali silaturahmi, dan memperkuat sinergi antara pemerintah provinsi, legislatif, serta sektor lainnya dalam upaya mempercepat pembangunan Jawa Barat.

Dalam sambutannya, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang berkelanjutan, dengan fokus pada beberapa isu strategis yang perlu segera ditangani.

“Saat pertama kali menjabat sebagai Penjabat Gubernur Jawa Barat, fokus utama saya adalah memastikan kelancaran pemerintahan, terutama dalam mempersiapkan Pemilu Serentak 2024. Namun, komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi prioritas saya, termasuk dengan anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat, untuk memastikan bahwa pembangunan di Jawa Barat dapat terus dipercepat,” ujar Bey.

Bey juga menyoroti beberapa isu penting yang perlu perhatian lebih, salah satunya adalah Bandara Internasional Kertajati. Menurutnya, meskipun Kertajati memiliki potensi besar, bandara ini masih menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait dengan minimnya rute penerbangan domestik.

“Kami masih menghadapi kendala, terutama dalam hal penyertaan modal dari APBD yang lebih banyak terserap untuk operasional dari pada pengembangan. Meski sudah ada rute internasional, seperti penerbangan Scoot Airlines dari Singapura dan penerbangan haji, jumlah penumpang masih belum signifikan,” jelas Bey.

Namun, meskipun menghadapi tantangan, Bey tetap optimis bahwa Kertajati akan berkembang sebagai hub kargo internasional. Rencananya, pada 28 Januari 2025, bandara ini akan melaksanakan pengiriman perdana kargo dari Australia.

“Kami sangat berharap adanya dukungan lintas sektor agar Kertajati bisa terus berkembang dan beroperasi dengan optimal,” ujar Bey.

Selain Bandara Kertajati, Bey juga mengungkapkan perhatian terhadap pengelolaan sampah di kawasan Bandung Raya. Proyek Legok Nangka, yang direncanakan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) pertama di Asia Tenggara, adalah salah satu solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah sampah. Namun, proyek ini masih terkendala dalam hal kesepakatan jual beli listrik dengan PLN.

“Kami menunggu persetujuan dari Kejaksaan untuk menyelesaikan kesepakatan ini agar proyek dapat segera berjalan,” ungkap Bey.

Pada kesempatan yang sama, Pj Wali Kota juga menyampaikan sejumlah hal terkait capaian pembangunan yang telah diraih selama periode transisi. Ia mengungkapkan, meski beberapa hal sudah dapat diselesaikan, namun ada sejumlah tantangan yang masih harus dihadapi. Salah satunya adalah pengoptimalkan Bandara Kertajati untuk meningkatkan potensi ekonomi di wilayah tersebut.

“Beberapa tantangan masih perlu diatasi, seperti pengoptimalan Bandara Kertajati dan pengelolaan sampah yang lebih efisien. Saya percaya, dengan komunikasi yang baik antara pemerintah daerah dan pusat, serta kolaborasi yang erat, kita bisa mengatasi tantangan tersebut,” pungkasnya.

Kolaborasi antara pemerintah daerah, legislatif, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk mendorong percepatan pembangunan di berbagai sektor di Jawa Barat. Dengan adanya sinergi ini, diharapkan Jawa Barat dapat menjadi motor penggerak pembangunan nasional yang berdaya saing tinggi, berkelanjutan, dan mampu mencapai tujuan Indonesia Emas 2045.

(Rio)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *