RadarBuana | Jakarta – Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengungkap kebiasaan para pengendara yang menyebabkan terjadi kemacetan lalu lintas di Jakarta semakin parah. Karyoto menyebut parkir sembarangan dan pengendara hingga menerobos lampu merah menjadi pemicu semrawutnya lalu lintas di Jakarta.
“Parkir sembarangan, menerobos lampu merah, dan menggunakan trotoar sebagai jalur alternatif. Hal-hal seperti ini yang sering memperparah kondisi lalu lintas,” kata Karyoto dalam keterangannya, Minggu (16/2).
Sebab itu, Karyoto meminta masyarakat tertib berlalu lintas. Polda Metro Jaya bersama stakeholder terkait akan terus berupaya mengurai kepadatan arus lalu lintas yang terjadi.
“Oleh karena itu, kami minta masyarakat untuk lebih sadar dan tidak melakukan pelanggaran yang bisa mengganggu kelancaran arus kendaraan,” ujarnya.
“Ke depan, kami akan terus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tim urai kemacetan guna meningkatkan efisiensi dan memastikan kelancaran mobilitas masyarakat di Jakarta,” imbuhnya.
Irjen Karyoto sebelumnya sudah membentuk ‘Tim Pemecah Macet’ untuk mengatasi kepadatan lalu lintas yang terjadi di wilayah Jakarta. Lantas bagaimana cara kerja ‘Tim Pemecah Macet’ tersebut?
Tim Pemecah Macet terdiri atas beberapa satuan, mulai Satlantas, Samapta, hingga Brimob. Personel tersebut akan bergerak menggunakan motor ke titik-titik yang terjadi kepadatan arus lalu lintas.
“Mereka pergerakannya bermotor. Kalau pakai mobil, udah ngantre. Kalau motor kan ya bisa. Kalau memang sangat dibutuhkan, bisa mepet-mepet, kemudian bisa mengambil langkah menempati titik-titik yang diperlukan,” ujarnya.
Karyoto menyebutkan nantinya akan diterapkan rekayasa lalu lintas buka tutup di lokasi kemacetan. Titik kemacetan yang paling panjang akan diurai terlebih dahulu.
“Memang ketika ada kemacetan begitu, normalnya sebuah traffic light yang normal itu pasti akan dibikin tidak normal pada pengaturan-pengaturan tambahan, yang kita katakan sebagai diskresi. Yang paling panjang antreannya, kita dahulukan, mungkin di sana 2 kali, di sini 1 kali,” jelasnya.
“Masyarakat yang sedang berkendara juga harus bisa bersabar, melihat mana yang harus didahulukan. Artinya, oh ya di sana terlalu (macet), antrean 1 kilometer, di sini hanya 100 meter. Tentunya yang 100 meter harus sabar, berikan yang (kemacetan) 1 kilometer bisa terurai menjadi pecah, mungkin 500 meter, sehingga dalam waktu yang secara berurutan, lama-lama kemacetan ya, walaupun tidak terlalu signifikan, tapi akan lebih mengurangi waktu kemacetan,” ujarnya.
Karyoto meminta maaf jika nantinya rekayasa lalu lintas akan mengganggu kenyamanan masyarakat. Dia berharap tim pemecah macet tersebut nantinya bisa mengurai kemacetan lalu lintas di Jakarta.
(tom)