Radarbuana | Jakarta – Golden Boutique Hotel menggelar acara “Irama Ramadhan” dimeriahkan artis legend penuh kebahagiaan dan kenangan indah digelar di Jakarta. Dengan tujuan berbagi berkah,
Acara “Irama Ramadhan” yang digelar di Golden Boutique Hotel Kemayoran Ballroom pada Jumat (14/3/2025) menjadi momen istimewa bagi mahasiswa asal Sulawesi Tenggara (Sultra) di Jakarta. Acara ini menghadirkan deretan artis legendaris untuk menghibur para mahasiswa yang tengah menuntut ilmu jauh dari kampung halaman yang tidak pulang ke kampung hlaman.
Hotel Golden Boutique bekerja sama dengan Tie Saranani Club (TSC) menyelenggarakan sebuah acara spesial yang mengundang mahasiswa-mahasiswa asal Kendari yang kini sedang menuntut ilmu di Jakarta.
Acara yang diselenggarakan pada 15 Maret 2025 ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk berbuka puasa bersama, tetapi juga sebagai momen spesial di mana para mahasiswa tersebut bisa menikmati hidangan lezat di hotel berbintang, sesuatu yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Gandhi Saraghi Omath, yang juga merupakan General Manager Golden Boutique Hotel Kemayoran mengutarakan tujuan utama dari acara ini adalah memberikan sedikit kebahagiaan kepada mahasiswa yang mungkin tidak dapat pulang ke Kendari dan merayakan Ramadan bersama keluarga mereka.
“Biasanya, di bulan puasa kita sering mendengar kegiatan berbuka puasa dengan fakir miskin atau anak-anak panti asuhan, namun kami menyadari bahwa mahasiswa ini memiliki latar belakang yang serupa. Mereka berasal dari keluarga kurang mampu, hanya mengandalkan beasiswa untuk belajar di Jakarta. Jadi, mereka layak mendapatkan kebahagiaan yang sama,” ungkapnya.
Tak hanya itu, acara ini juga mempersembahkan hiburan istimewa dari para artis legendaris Indonesia, yang hadir untuk menemani para mahasiswa dalam momen berbuka puasa. Artis-artis legendaris dari era 80-90-an seperti Vien Is Haryanto, Gandhi Saraghi, Ratih Purwasih, Tonny Seno, Anie Carera, Sandro Tobing, Ita Purnamasari, Omath, Ria Resty Fauzy, Julian Dekrita, dan Dian Mayasari. Mereka membawakan lagu-lagu nostalgia yang hits yang penuh kenangan menghidupkan suasana dan membawa para peserta larut dalam kenangan.
Banyak di antara mahasiswa yang merasa senang bisa menyaksikan penampilan mereka secara langsung. Beberapa mahasiswa yang hadir mengaku acara ini menjadi pengobat rindu, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu dan menempuh pendidikan di Jakarta melalui beasiswa.
Saat Ratih Purwasih membawakan lagu-lagu kenangannya, banyak peserta tak kuasa menahan air mata. “Mereka menangis karena merasa rindu dengan keluarga. Ada yang tidak bisa pulang karena alasan ekonomi, ada juga yang sedang fokus menyelesaikan skripsi,” ujar salah satu penyanyi.
Salah satu artis yang hadir dalam acara tersebut, yang juga merupakan salah satu pengisi acara rutin bulanan Hotel Golden Boutique, mengatakan, “Acara ini adalah bagian dari program reguler kami, yang menghadirkan artis-artis legendaris setiap bulannya. Namun, kali ini kami berkolaborasi dengan TSC untuk memberi ruang bagi mahasiswa-mahasiswa Kendari yang mungkin tidak memiliki kesempatan seperti ini.” ungkapnya.
Acara ini memang istimewa karena tidak hanya menyajikan hiburan musik, tetapi juga bertujuan untuk mengenalkan lagu-lagu klasik yang telah menjadi bagian dari sejarah musik Indonesia kepada generasi muda. Artis legendaris yang turut meramaikan acara ini berharap generasi Z yang hadir dapat lebih mengenal karya-karya besar yang pernah mengisi industri musik Indonesia.
“Saya berharap mahasiswa-mahasiswa yang hadir di acara ini dapat mengapresiasi lagu-lagu dari artis legendaris seperti Bian Meyasari atau Ria Restifauji. Meskipun mereka adalah generasi yang lebih muda, saya yakin mereka bisa merasakan keindahan lirik dan musik dari lagu-lagu tersebut,” ucap Gandhi.
Acara ini bukan hanya soal makan bersama dan hiburan, tetapi juga tentang membangun kenangan yang akan terus dikenang. Bagi para mahasiswa yang hadir, ini adalah momen spesial yang mungkin tidak akan pernah terlupakan, di mana mereka bisa menikmati hidangan lezat dan dihibur oleh para artis legendaris.
Beberapa mahasiswa mengaku bahwa ini adalah pengalaman yang jarang mereka dapatkan. “Hidangan malam ini sangat luar biasa, mungkin tidak pernah saya rasakan sebelumnya,” ujar seorang mahasiswa.
Gandhi menjelaskan acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan tetapi juga menjadi wadah silaturahmi antara mahasiswa Sultra di Jakarta. Ke depan, diharapkan kegiatan serupa dapat menjadi agenda rutin, terutama menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri, agar mahasiswa perantauan tetap merasakan kehangatan kebersamaan meski jauh dari kampung halaman.
Dalam acara ini dukungan tokoh-tokoh penting seperti gubernur, walikota serta bupati dan pemerintah daerah Sulawesi Tenggara, kepala dinas, serta perwakilan Konawe Selatan, acara ini juga menjadi momentum untuk memperkenalkan budaya dan kebersamaan warga Sulawesi Tenggara di ibu kota.
Acara “Irama Ramadhan” sukses menggabungkan nostalgia, kebersamaan, dan semangat berbagi dalam satu malam yang penuh makna
Di bulan yang penuh berkah ini, acara seperti ini menjadi bukti nyata bahwa Ramadan adalah waktu yang tepat untuk berbagi kebahagiaan, serta untuk mengenalkan generasi muda pada nilai-nilai budaya yang telah ada sebelumnya.
(igo)