Radarbuana | Jakarta – Dunia perfilman horor Indonesia kembali bergeliat lewat kehadiran film “Terikat Jalan Setan”, karya terbaru dari sutradara visioner Harry Dagoe, yang resmi memperkenalkan poster dan trailer perdana dalam sebuah acara syukuran hangat di Tujuhari Coffee, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (19/4/2025).
Film ini menjadi perbincangan hangat bukan hanya karena pendekatannya yang unik terhadap genre horor lokal, tetapi juga karena kisah nyata yang dialami langsung oleh salah satu pemeran seniornya, Erna Santoso, selama proses syuting.
Pengalaman Mistis Erna Santoso di Lokasi Syuting
Erna Santoso, aktris kawakan yang sudah malang melintang di industri film Indonesia, mengungkapkan sebuah pengalaman tak biasa yang ia alami saat syuting di kawasan Gunung Papandayan, Garut—salah satu lokasi dengan aura mistis kuat.
“Saya merasakan gempa besar. Kepala saya seperti berputar dan tubuh saya goyang. Saya sampai berteriak, ‘gempa, gempa!’ tapi anehnya, tidak ada satu pun kru atau asisten saya yang merasakannya,” tutur Erna saat diwawancarai seusai acara peluncuran.
Namun yang paling menggetarkan terjadi saat ia hendak direkam oleh asistennya dengan latar alam pegunungan. “Yang terekam cuma pemandangannya. Tubuh saya tidak tampak sama sekali dalam video itu. Kami coba sampai tiga kali, dan hasilnya tetap sama. Saya berdiri di situ, tapi tidak ada dalam rekaman,” kisahnya.
Kejadian tersebut membuat bulu kuduk merinding—terlebih mengingat tema film ini yang memang menyentuh sisi gelap spiritualitas dan dunia tak kasat mata.
Bukan Horor Biasa
“Terikat Jalan Setan” hadir sebagai film antologi yang memuat tiga kisah berbeda, namun terhubung oleh benang merah yang sama: keputusasaan manusia dalam menghadapi tekanan hidup, yang membawanya pada jalan-jalan sesat dan kelam.
“Ini bukan film horor sembarangan. Bukan cuma soal setan atau jumpscare. Ini refleksi sosial yang dibalut dalam cerita okultisme yang nyata ada di sekitar kita,” ujar sang sutradara, Harry Dagoe.
Uniknya, gagasan cerita ini sudah ia rancang sejak tahun 1979, terinspirasi dari berbagai kisah nyata yang ia dengar dan alami selama bertahun-tahun. Harry juga menegaskan bahwa pendekatan yang ia ambil sangat menjunjung tinggi budaya lokal.
“Kalau kita terjemahkan budaya kita ke gaya Barat, itu namanya pemerkosaan budaya. Saya ingin penonton merasakan horor yang terasa dekat, horor yang tumbuh dari tanah kita sendiri,” tegasnya.
Deretan Pemeran dan Sinematografi yang Serius
Selain Erna Santoso, film ini dibintangi oleh para aktor lintas generasi seperti Yama Carlos, Elly Ermawaty, Gabriella Larasati, Della Ogini, Haniv Hawakin, hingga Mervinta Bunda. Poster filmnya sendiri menggambarkan suasana kelam dan penuh misteri, sementara trailer—yang sedang dalam tahap akhir penyempurnaan—telah memberikan gambaran sekilas akan intensitas cerita yang ditawarkan.
Film ini digarap dengan sinematografi yang serius dan menyuguhkan pesan yang lebih dari sekadar ketakutan visual. Ia mengajak penonton menyelami sisi emosional dan spiritual yang jarang disentuh film horor arus utama.
Sinopsis Singkat
“Terikat Jalan Setan” menceritakan tentang orang-orang yang tanpa sadar masuk ke dalam perjalanan menuju dunia gelap—dunia di mana batas antara realita dan dunia gaib mulai memudar. Di tengah ketakutan dan kebingungan, mereka dipaksa menghadapi sisi tergelap dalam diri masing-masing.
Film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia dalam waktu dekat. Dengan kisah nyata mistis yang dialami langsung oleh para pemainnya, atmosfer budaya lokal yang kental, serta pesan yang mendalam, “Terikat Jalan Setan” menjanjikan pengalaman horor yang bukan hanya menyeramkan—tapi juga menggugah pikiran.
(igo)