Radarbuana | Jakarta – Operasional ibadah haji 1446 H/2025 M resmi ditutup, menyusul kedatangan kloter terakhir jemaah haji Indonesia pada 11 Juli 2025. Menteri Agama Nasaruddin Umar, dalam konferensi pers Senin (14/7/2025), menyatakan penyelenggaraan haji tahun ini berjalan sukses berkat implementasi formula “5BPH”, yang mencakup lima terobosan baru, lima langkah progresif, dan lima harapan ke depan.
“Alhamdulillah, seluruh proses haji tahun ini berjalan sukses dan lancar. Meskipun banyak tantangan, semuanya bisa diatasi berkat kerja keras seluruh petugas,” ujar Menag Nasaruddin Umar.
Sebanyak 203.149 jemaah diberangkatkan dalam dua gelombang melalui 525 kloter. Layanan yang diberikan mencakup 15,5 juta boks katering, lebih dari 5.000 armada bus, dan 312 hotel di Makkah dan Madinah, menunjukkan skala dan kompleksitas operasional haji yang berhasil diatasi.
Inovasi Kunci di Balik Sukses Haji 2025: Formula 5BPH
Menag menjelaskan bahwa formula 5BPH menjadi kunci keberhasilan. Formula ini terdiri dari:
Lima Terobosan Baru (5B):
* Penurunan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH): Berhasil ditekan dari Rp93,4 juta menjadi Rp89,4 juta, meringankan beban jemaah.
* Skema Anti Monopoli Layanan: Melibatkan delapan syarikah untuk memastikan persaingan sehat dan kualitas layanan.
* Publikasi Terbuka Daftar Pelunasan Haji Khusus: Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
* Penyaluran Dam Melalui Adahi dan BAZNAS: Optimalisasi pengelolaan dam untuk kemaslahatan umat.
* Kolaborasi Tiga Maskapai: Garuda Indonesia, Lion Air, dan Saudi Airlines bekerja sama memastikan kelancaran transportasi.
Lima Langkah Progresif (5P):
* Penguatan Ekosistem Ekonomi Haji: Terlihat dari peningkatan signifikan ekspor bumbu dan makanan siap saji dari Indonesia ke Arab Saudi.
* Skema Murur untuk Jemaah Lansia dan Risiko Tinggi: Memberikan kemudahan dan keamanan bagi jemaah dengan kondisi khusus.
* Sistem Pelaporan Respons Cepat: Melalui aplikasi Kawal Haji dan WA Center, memungkinkan penanganan masalah yang lebih sigap.
* Layanan Fast Track di Tiga Embarkasi: Jakarta, Surabaya, dan Solo memberikan kemudahan proses keberangkatan.
* Penguatan Sistem Digital Siskohat: Kini terintegrasi dengan data kesehatan internasional, meningkatkan efisiensi dan akurasi data.
Lima Harapan ke Depan (5H):
* Percepatan Regulasi Penyelenggaraan Haji: Menyusul pembentukan Badan Penyelenggara Haji yang baru.
* Transisi Kelembagaan yang Cepat dan Efisien: Dari Kementerian Agama ke lembaga baru.
* Adaptasi Terhadap Transformasi Kebijakan Haji Arab Saudi: Menjaga keselarasan dengan perubahan di tingkat internasional.
* Penegakan Syarat Istitha’ah Kesehatan: Memastikan jemaah dalam kondisi fisik yang prima.
* Haji yang Berdampak: Baik secara spiritual, sosial, maupun ekonomi bagi bangsa.
Angka Penyelenggaraan Haji 2025
Data menunjukkan keberhasilan dalam penanganan jemaah:
* Jumlah jemaah wafat tercatat 447 orang, menurun dari 461 pada tahun 2024.
* Sebanyak 334 jemaah dibadalhajikan.
* 529 jemaah mengikuti safari wukuf karena kondisi kesehatan.
* Saat ini, masih ada 40 jemaah yang dirawat dan 3 jemaah dalam proses pencarian.
Apresiasi dan Fondasi Masa Depan
Menag Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi mendalam kepada Presiden dan Wakil Presiden RI, DPR, pemerintah Arab Saudi, serta seluruh pihak yang terlibat, termasuk petugas haji, Kementerian/Lembaga, dan maskapai penerbangan.
“Penyelenggaraan haji bukan hanya soal teknis, tetapi soal pengabdian, kolaborasi, dan keberlanjutan. Kami pastikan, Kemenag tidak mewariskan masalah, melainkan fondasi kuat untuk masa depan haji Indonesia,” tutup Menag, menegaskan komitmen pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji yang lebih baik di masa mendatang.
(Reporter: Shultan)






