Radarbuana | Jakarta — Pembangunan kantor setinggi 16 lantai oleh Cimory di kawasan Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, memicu protes keras dari warga setempat. Warga mengancam akan menggelar demonstrasi jika aspirasi mereka tidak ditanggapi.
Protes ini bermula dari kekhawatiran warga, khususnya yang tinggal di Blok G, H, I, dan J, karena pembangunan dianggap mengabaikan hak-hak mereka. Salah satu perwakilan warga, VK, menyampaikan bahwa mereka menolak keras pembangunan yang mengabaikan kenyamanan dan akses warga. Warga meminta Dishub Jakarta Barat Mengontrol hingga hilir keluar masuknya kendaraan ke gedung Cimory tersebut.
”Kami jelas menolak apapun yang mengabaikan hak warga,” ujar VK. Ia menjelaskan, warga keberatan dengan rencana pintu masuk gedung yang akan berada di area pemukiman mereka. Warga menuntut agar akses masuk gedung dibuat di depan, seperti akses menuju Sekolah IPEKA yang berada di pinggir tol.
”Aksesnya seharusnya di depan pinggir tol semua,” tambah VK. Untuk itu, warga meminta pihak Cimory mencari solusi terbaik dan mendesak Pemerintah Kota Jakarta Barat untuk memanggil Cimory guna menjembatani aspirasi mereka.
Tanggapan Pihak Cimory dan Situasi Terkini
Menanggapi keluhan warga, pihak Cimory menyatakan sudah melakukan musyawarah dengan perwakilan RW setempat. Mengenai keberatan warga terhadap pintu gerbang di belakang, sumber dari Cimory menyebutkan bahwa itu hanya akan berfungsi sebagai pintu darurat (emergency gate).
Namun, penjelasan ini belum sepenuhnya meredakan kekhawatiran warga. Hingga kini, belum ada mediasi resmi atau keputusan dari Pemerintah Kota Jakarta Barat terkait persoalan ini. Ancaman demo masih menjadi opsi bagi warga jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
(Igo)






