Radarbuanna | Solo — Bukan sekadar gala premiere, tetapi sebuah reuni emosional antara film, kota, dan para penontonnya. Itulah yang terjadi saat Air Mata di Ujung Sajadah 2 (AMDUS 2) resmi menggelar penayangan perdananya di Solo, kota yang menjadi latar sekaligus “rumah” bagi kisah yang menyentuh jutaan hati ini.
Acara yang digelar di Solo Paragon XXI Kamis 16 Oktober 2025 itu berlangsung penuh kehangatan dan haru. Sejak sore, suasana di area bioskop sudah terasa berbeda—bunga, senyum, dan air mata seolah berpadu dalam satu nuansa yang sama: cinta keluarga.
Sebelumnya, para pemain dan tim produksi menghadiri Press Conference di Balai Kota Solo. Produser Ronny Irawan dari Beehave Pictures menyampaikan bahwa pemilihan Solo sebagai lokasi premiere bukan hanya keputusan simbolik, melainkan bentuk penghormatan terhadap akar cerita film tersebut.
> “Solo bukan hanya lokasi syuting, tapi bagian dari jiwa film ini. Di sini cerita bermula, di sini juga penonton diajak kembali merasakan makna ‘pulang’,” ujar Ronny, disambut tepuk tangan hangat para undangan.
Film yang menjadi kelanjutan dari kesuksesan Air Mata di Ujung Sajadah (2023)—yang meraih lebih dari 3 juta penonton—kembali mempertemukan Titi Kamal, Citra Kirana, dan Faqih Alaydrus dalam drama keluarga penuh nilai spiritual.
Bagi Titi Kamal, yang kembali memerankan sosok Aqilla, pengalaman menonton film ini di kota tempat cerita bermula menjadi momen yang sangat personal.
> “Saya sempat menahan air mata, tapi akhirnya pecah juga,” kata Titi dengan senyum haru. “Film ini bicara tentang kehilangan dan menemukan kembali rumah hati kita. Bagi saya, Solo menjadi simbol dari cinta yang tidak pernah pergi.”
Sementara Citra Kirana, pemeran Yumna, mengaku bahwa AMDUS 2 lebih dalam secara emosi dibanding film pertamanya. “Kalau di film pertama kita menangis karena kehilangan, di film ini kita menangis karena belajar memaafkan,” ujarnya pelan.
Suasana semakin mengharukan ketika layar bioskop menayangkan adegan-adegan penuh emosi antara dua sosok ibu dan satu anak yang dipertautkan oleh takdir. Begitu lampu kembali menyala, banyak penonton terlihat menyeka air mata.
Salah seorang penonton, warga Solo bernama Nurhayati (43), mengaku tidak bisa menahan tangis sejak pertengahan film. “Film ini seperti menampar lembut hati saya. Rasanya seperti diingatkan bahwa keluarga itu tempat kita selalu kembali, apa pun yang terjadi,” ujarnya lirih.
Gala Premiere ini juga menjadi ajang apresiasi bagi para pemain muda seperti Daffa Wardhana dan Faqih Alaydrus, yang tampil menawan dalam peran mereka. Sementara itu, kehadiran Jenny Rachman dan Mbok Tun memperkuat aura emosional film dengan karakter-karakter yang hangat dan menyentuh.
Selain akting yang memukau, keindahan sinematografi dan alunan lagu tema yang dibawakan Fadhilah Intan menambah kedalaman rasa. Lagu itu, menurut Ronny, diciptakan khusus untuk menggambarkan perjalanan batin seorang ibu yang berjuang di antara cinta dan pengorbanan.
> “Kami ingin penonton tidak hanya menonton, tapi juga merasakan. Air Mata di Ujung Sajadah 2 bukan sekadar film, tapi pengalaman spiritual tentang arti cinta tanpa syarat,” pungkas Ronny.
Film ini telah dinyatakan lulus sensor untuk semua umur dan siap tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 23 Oktober 2025.
Dengan pesan universal tentang cinta, pengampunan, dan kekuatan doa, Air Mata di Ujung Sajadah 2 diyakini akan kembali menjadi fenomena layar lebar Indonesia—sebuah kisah yang tak hanya membuat mata berkaca-kaca, tetapi juga menghangatkan hati.
(Reporter: Migo)
—
Informasi tambahan:
Ikuti kabar terbaru dan video eksklusif dari film ini di media sosial resmi @beehavepictures dan @airmatadiujungsajadahfilm.






