Umaruzzaman Bersama Tim Perwakilan PK3D  Dinkes DKI Jakarta Kembali Ikuti Pelatihan Kegawatdaruratan Medis di Udara

RadarBuana| Jakarta – Pelatihan Kegawatdaruratan medis di udara diikuti  perwakilan dari Pemprov DKI, yakni Dinas Kesehatan Jakarta melalui UPT PK3D Dinkes DKI Jakarta PJW didelegasikan kepada  Penanggung Jawab Transportasi Medis Udara PK3D Umaruzzaman S.Kep.,Ners.,MKM, yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan Helikopter Rescue 9 hari bersama Ditpoludara Polairud berkesempatan pula mengikuti pelatihan Fondation de l’Acadmie de Mdecine (FAM), dan Airbus Foundation Prancis Helicopter Emergency Medical Services (HEMS).

Umar mengungkapkan  sangat berterimakasih bagi penyelenggara, Pimpinan dari pemerintahan DKI Jakarta yaitu gubernur, Kepala Dinkes, Kepala PK3D, Kasubag beserta Kasatpel yang telah mempercayainya menjadi seorang Tenaga Kesehatan divisi Transportasi Medis Udara.

“Ini adalah pengalaman yang harus dan terus di asah kemampuannya untuk pelayanan masyarakat DKI Jakarta kedepan,” ungkapnya.

Dalam pelatihan HEMs tersebut, PK3D menerjunkan 4 orang tim medis lainnya, yaitu M.Andila, Nugrah A, Dodimus dan Arie Winando yang semuanya di kategorikan sebagai Dokter dan juga perawat di PK3D Dinkes DKi Jakarta atau yang kerap disebut dengan petugas 119 Kegawatdaruratannya Jakarta.

Program pelatihan HEMS telah berlangsung selama tiga hari pada 5-7 September 2023, terdiri dari sesi teoretis dan praktik. Pada dua hari pertama, sesi teoretis digelar di Auditorium Merce di Kampus Limo UPNVJ.

Selanjutnya praktik di hari terakhir berlangsung di Lapangan Terbang Polairud, Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Tiga helikopter disediakan pada sesi praktik, yaitu dua Airbus Bölkow 105 dan satu AS365 M3.

Program Pelatihan Kegawatdaruratan medis di udara ini sebelumnya pernah diselenggarakan pada 2019.bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta membangun kesadaran mengenai pentingnya pelatihan kedaruratan medis berbasis helikopter. Hal ini dinilai bermanfaat untuk mengurangi rasio kematian pasien di saat darurat, terutama dalam kondisi perjalanan menuju klinik atau rumah sakit.

“Pelatihan ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Jajaran peserta pelatihan ini melibatkan perwakilan dari Airbus Foundation dan Airbus Indonesia; FAM; Kasubdit Potensi Dirgantara Direktorat Kepolisian Udara, Korpolairud Baharkam Polri;, Indonesian National Armi/TNI, Kepala Health Crisis Centre; Kepala Satuan Pelaksana Pelayanan Jakarta Emergency Ambulance (AGD Jakarta); Flight Operation Inspector Helicopter dari Directorate of Airworthiness and Aircraft Operation, Directorate General of Civil Aviation; dan masih banyak lagi”, kelas Umar.

Rektor UPNVJ Anter Venus mengatakan Pelatihan HEMS kali ini lebih masif dari sebelumnya, melibatkan 168 peserta terpilih dari berbagai pemangku kepentingan di Indonesia. Peserta antara lain berasal dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Kepolisian dan rumah sakit. Sebelumnya pada 2019, sebanyak 100 peserta mengikuti pelatihan ini.

“Bagaimana dengan orang yang sudah dilatih? Di garda terdepan ada SAR, Basarnas, Kepolisian dan sebagainya. Mereka semuanya menggunakan helikopter untuk evakuasi. Dan selama ini terkoordinasi semua. Jadi, dimanfaatkan tenaga-tenaga yang sudah ada di berbagai lembaga,” terang Anter Venus pada konferensi pers, Senin, 4 September 2023.

Saat Umar mengikuti pelatihan Helikopter Rescue 9 hari bersama Ditpoludara.Polairud

Ia mengungkapkan selang empat tahun pelatihan HEMS kini dilengkapi peralatan dan teknologi kedaruratan medis di udara terbaru serta instruktur kelas dunia yang ditunjuk langsung oleh FAM dan Airbus Foundation Prancis.

“Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membekali tenaga medis, warga sipil, dan personel militer dengan keterampilan untuk memberikan perawatan medis di helikopter penyelamat saat bencana alam, konflik, atau kecelakaan,” kata Anne Sophie, pembicara utama dari FAM.

“Memang HEMS belum ada di Indonesia. “HEMS tidak ada saat ini di Indonesia, namun ada di mana-mana di Eropa,” kata salah satu ahli, Ralph Setz dari FAM pada kesempatan yang sama.

Sebagai gambaran, Ralph menyebut bahwa Eropa memiliki sekitar 2.800 helikopter di seluruh dunia dan 100 persen didedikasikan untuk melakukan misi HEMS. “Jadi, misi ini ada di banyak negara di Eropa dan juga Amerika, tetapi masih jarang di Asia,” ujarnya.

Menurutnya kenyataan ini berbanding terbalik dengan kebutuhan Indonesia. Di Indonesia, misi pelatihan kedaruratan medis ini bukan hanya penting karena kedaruratan konvensial. Namun, pentingnya misi ini juga didasarkan pada fakta bahwa Indonesia merupakan negara rawan bencana.

Letak Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng besar Eurasia, Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik menjadikannya sangat rentan terkena bencana alam, khususnya gempa bumi tektonik, gelombang tsunami, hingga erupsi gunung berapi. Dengan kondisi ini, muncul kebutuhan penguasaan pengetahuan dan keterampilan kedaruratan medis berbasis helikopter.

Program HEMS ini memberikan pelatihan kepada tenaga medis untuk dapat memaksimalkan penyelamatan pasien secara darurat dengan menggunakan helikopter.

Konferensi pers ini dibawakan oleh Ralph Setz perwakilan dari Airbus Foundation, Anne Sophie perwakilan dari FAM (Fondation De L’academie De Medicine) dan Regis Antomarchi perwakilan dari Airbus Indonesia. Peserta pelatihan hanya untuk peserta terpilih saja karena adanya keterbatasan kuota peserta.

[]

adminradar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Forum RT RW Jakarta Pusat Serahkan Bantuan Kebakaran di RT 04 RW 02 Gunung Sahari Utara

Ming Sep 10 , 2023
RadarBuana. | Jakarta –  Gus Syaifuddin bersama Forum RT RW Jakarta Pusat berikan bantuan kepada korban musibah kebakaran di RT 04 RW 02 Kelurahan Gunung Sahari Utara,Jakarta Pusat yang diserahkan langsung oleh Pengurus Forum RT RW Jakarta Pusat.Jumat (7/9/2023). Ikut mendampingi Gus Syaifuddin selaku Dewan Penasehat,Irwandi Penasehat ,Joko Hardoyo selaku […]

Sponsor